Minggu, 19 Mei 2013

Keperawatan jiwa

keperawatan Jiwa

1. PENGERTIAN

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 
Kesehatan jiwa meliputi
· Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
· Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
· Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari. 


Beberapa pengertian manusia: 
  • Individu yang holistik: terdiri dari jasmani dan ‘rohani’.
  • Terdiri dari komponen jasmani, akal, jiwa dan qalbu (ruh)
  • Struktur jiwa manusia terdiri dari id (insting-prinsip kepuasan), ego (kesadaran realitas-prinsip realitas), super ego/ moralitas-prinsip moralitas (Teori Freud). 

 PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
  • Roles and functions of psychiatric nurse : competent care(Peran dan fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).
  • Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien).
  • Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
  • Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa).
  • Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa).
  • Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa).
  • Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
  • Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa).
  • Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa).
  • Implementing the nursing process : standards of care(penatalaksanaan proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
  • Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa:melalui penampilan standar-standar professional).





PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Menangani klien yang memiliki masalah sikap, perasaan dan konflik
Pencegahan primer
Penanganan multidisiplin
Spesialisasi keperawatan jiwa
DULU : Pasien Gangguan Jiwa dianggap sampah, memalukan dipasung

SEKARANG :
-
 
Meningkatkan Iptek
Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa meningkat
Perlu pemahaman tentang human right
Penting meningkatkan mutu pelayanan dan perlindungan konsumen.

 2. FUNGSI PERAWAT KESEHATAN JIWA 

  • Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
  • Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
  • Berperan serta dlm pengelolaan kasus
  • Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental - penyuluhan dan konseling
  • Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
  • Memberikan pedoman pelayana kesehatan


3. APLIKASI
  1. DX. Keperawatan
    Tujuan
    Intervensi
    Gangguan proses pikir
    TUPAN
    Klien tidak menglami gangguan proses piker dan berfungsi optimal dilingkungan sosialnya
    TUPEN
    1. Setelah dilkukan interaksi …X, klien mampu mengingat kejadian/masalah-masalah dimasa lalu dengan criteria:
    a. Klien mampu mengingat kembali kejadian/masalah-masalah jangka pendek
    b. Klien dapat mengingat kembali informasi/masalah-masalah jangka menengah.
    c. Klien dapat mengingat kembali informasi/masalah-masalah jangka panjang.



















    2. klien mampu meingkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, setelah dilakukan interaksi selama ……X dengan indicator/criteria hasil:
    a. klien mampu mengidentifikasi lingkunagn sekitar sesuai realita/kenyataan.
    b. klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah mengidentifikasi lingkungan sekitar.
    c. klien mengungkapkan keuntungan mengidetifikasi lingkungan






    3. setelah dilakukan iteraksi selama …….X, klien mengenal wahamnya dengan indicator/criteria hasil :
    a. klien mampu mengenal terjadinya waham.
    b. klien mampu mengungkapkan isi waham.
    c. klien mengungkapkan frekuensi waham
    d. mampu memngungkapkan perasaannya terkait dengan waham.






    4. setelah dilakukan interaksi selama….X, kesadaran klien terhadap identitas personal, waktu, dan tempat meningkat/baik, dengan indicator/criteria hasil :
    a. klien mampu mengenal identitas dirinya dengan baik.
    b. klien mengenal identitas orang didekitrnya dengan tepat/baik.
    c. klien mampu mengidentifikasi tempat dengan benar.
    d. klien mampu mengidentifikasi waktu (jam, hari, bulan, tahu) dengan benar.




    1.  Latihan Mengingat (Memory Training)
    a. Monitor daya ingat klien
    b. Kaji kemampuan klien dalam mengingat sesuatu
    c. Diskusikan dengan klien dan keluarga beberapa masalah memori yang dialami.
    d. Ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien dengan cara yang tepat.
    e. Stimulasi pikiran dengan mengulangi pikiran yang diekspresikan klien secara tepat (ingatkan klien tentang kejadian/peristiwa yang baru saja dialami klien).
    f. Implementasikan teknik mengingat dengan cara yang tepat seperti dengan gambar visual, membuat daftar/jadwal, menulis nama pada kartu,dsb.
    g. Bantu dalam tugas pembelajaran yang berkaitan, missal mengingat kembali verbal dan informasi yang telah disampaikan dengan cara yang tepat.
    h. Latih orientasi klien, missal dengan mengingat hari, tanggal, jam, musim, informasi yang bersifat pribadi dsb.
    i. Beri kesempatan kepada klien untuk melatih konsentrasinya, missal dengan permainan mencocokan kartu, halma, catur,dsb.


    2. Stimulasi Kognitf (Cognitive Stimulation)
    a. monitor linkungan terpretasi klien terhadap lingkungan (misalnya : tempat, orang disekitar, dsb).
    b. tempatkan obyek/hal-hal yang familiar dilingkungan/dikamar klien (missal ;jam dinding, gambar, foto dsb).
    c. buat jadwal aktifitas/kegiatan harian bersama klien.
    d. dorong klien untuk melakukan aktifitas sesuai jadwal yang telah dibuat tersebut.
    e. berikan terapi kognitif
    f. libatkan klien dalamTAK orientasi realita


    3. Manajemen Delusi (Delusi Management)
    a. BHSP (prinsip komunikasi terapetik dan pertahankan konsistensi)
    b. beri kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya dengan petugas/perawat.
    c. hindari mendebat atau mendukung waham.
    d. fokuskan diskusi pada perasaan klien (takut, marah, terganggu dsb), bukan isi wahamnya.
    e. dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terkait dengan wahamnya.
    f. hindarkan stimulasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan unculnya waham
    g. libatkan klien dalam TAK orientasi realita
    4. Orientasi Realita (Reality Orientation)
    a. Monitor orientasi klien terhadap realita.
    b. Sapa klien dengan namanya pada saat interaksi.
    c. Berikan informasi pada klien terhadap orang, tempat, waktu, sesuai kebutuhan.
    d. Tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu.
    e. Beri satu perintah pada satu waktu.
    f. Berikan/libatkan klien dalam aktifitas yang kongkret /nyata.
    g. Gunakan tanda/gambar/symbol untuk menstimulasi memoei dan meningkatkan orientasi.
    h. Hindari stimulasi yang berlebihan yang dapat meningkatkan disorientasi.
    i. Fasilitasi kunjungan keluarga dan orang-orang yang familiar dengan klien.
    j. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
    Defisit Perawatan Diri (mandi, makan, berpakaian-berhias, toileting-eliminasi
    TUPAN
    Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien mampu melakukan perawatan diri/memenuhi kebutuhan personal hygiene.

    TUPEN
    Setelah berinteraksi dengan klien ….X, klien dapat melakukan perawatan/kebersihan diri/personal hygiene dengan indicator/criteria hasil:
    1. Klien menyebutkan manfaat kebersihan diri/mandi
    2. Klien memutuskan untuk mandi/melakukan kenersihan diri.
    3. Klien bersedia mandi (dengan atau tanpa bantuan)
    4. Tubuh klien tidak bau, kebersihan kulit terjaga.














    TUPAN
    Klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi/makannya secara mandiri.

    TUPEN:
    Setelah berinteraksi dengan klien selama….X, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan indikator/kriteria hasil:
    1.         Klien menvebutkan fungsi makanan bagi kesehatan tubuh.
    2.         Klien meyebutkan akibat yang dapat terjadi bila tidak ada intake yang adekuat.
    3.         Klien memutuskan untuk makan, menghabiskan porsi makan secara berthap.
    4.         Klien makan(dengan atau tanpa bantuan)













    TUPAN
    Klien mempertahankan penampilan dan mampu memenuhi kebutuhan berpakaian dan berhias secara mandiri.

    TUPEN:
    Setelah berinteraksi dengan klien selama….X, klien mampu berpakaian dan berhias secara tepat dengan indikator/kriteria hasil:
    1. Klien mampu menggunakan pakaian dan/atau berhias dengan tepat, misalnya mampu memasang kancing sendiri, menyisir rambut, dsb.
    2. Klien mengungkapkan kepuasannya dalam berpakaian dan/atau berhias.
    3. Berpenampilan rapi.













    TUPAN
    Klien mampu memenuhi kebutuhan eliminasinya secara benar dan mandiri.

    TUPEN:
    Setelah berinteraksi dengan klien selama….X, klien mampu melakukan toileting-eliminasi dengan benar, dengan indikator/kriteria hasil:
    1.Klien menyebutkan keuntungan BSB/BAK di kamar mandi/toilet.
    2.Klien menyebutkan akibat yang ditimbulkan bila BAB/BAK disembarang tempat.
    3.Klien memutuskan untuk BAB/BAK di kamar mandi/toilet.
    4.Klien BAB/BAK di kamar mandi/toilet.
    5.Klien mampu menggunakan/memanfaatkan alat Bantu (pispot, urinal, dsb) dengan tepat saat berada di kamar.
    6.Klien mengungkapkan perasaannya.






    Bantu Perawatan Diri: Mandi (Self Care Assistance: Bathing)
    1.   Monitor kemampuan klien melakukan perawatan diri secara mandiri.
    2.   Identifikasi bersama klien hambatan yang dialami klien dalam perawatan diri.
    1. Fisik: adanya keterbatasan gerak/aktifitas, penyalit fisik, kelelahan dll.
    2.  Intelektuan : penolakan
    3. Emosi : kondisi labil, akut/kronis
    4. Sosial : ketidak mampuan klien mengendalikan perilaku
    3.   Diskusikan bersama klien keuntungan/menfaat kebersihan diri.
    4.   Bantu kien menentukan tindakan untuk mandi/kebersihan diri.
    5.   Sediakan peralatan mandi : sabun, shampoo, handuk, sikat gigi, pasta gigi, air yang cukup.
    6.   Berikan bantuan sampai klien dapat mandiri dalam perawatan dirinya.
    7.   Evaluasi perasaan klien setelah mandi.
    8.   Berikan reinforcement terhadap kemajuan klien dalam melakukan kebersihan diri.


    .


    Bantu Perewatan Diri : Makan (Self Care Assistence : Feeding)
    1.   Monitor kemampuan klien makan.
    2.   Identifikasi bersama klien faktor-faktor penyebab klien tidak mau makan
    3.   Identifikasi adanya hambatan makan
    1. Fisik : kelemahan, isolasi, keterbatasan extremitas, fixasi.
    2. Emosi : depresi, manik, penurunan nafsu makan.
    3. Intelektuan : curuga.
    4. bagi Sosial : curiga
    5. Spiritual : adanya waham.
    4.   Diskusikan dengan klien fungsi makanan kesehatan.
    5.   Diskusikan dengan klien akibat kurang/ tidak mau makan.
    6.   Bantu klien memutuskan untuk makan.
    7.   Ajak klien makan bersama di ruang makan.
    8.   Berikan bantuan makan sesuai kondisi klien.
    9.   Evaluasi perasaan klien setelah makan.
    10    Berikan feinforcement terhadap kemajuan klien (missal: peningkatan porsi makan).






    Bntu Prawatan Dri: Brpakaian dan Brhias (Self Cre Asistance : Grooming)
    1.   Monitor kemampuan klien dalam berpakaian dan berhias.
    2.Monitor/identifikasi adanya kemunduran sensori, kognitif, dan psikomotor yang menyebabkan klien mempunyai kesulitan dalam berpakaian dan berhias.
    3.Diskusikan dengan klien kemungkinan adanya hambatan dalam berpakaian da berhias.
    4.Gunakan komunikasi/instruksi yang mudah dimengerti klien untuk mengakomodasi keterbatasan kognitif klien.
    5.Sediakan baju bersih dan sisir,jika mungkin bedak, parfum, dsb.
    6.dorong klien untuk mengenakan baju sendiri dan memasang kancing dengan benar.
    7.Berikan bantuan kepada klien jika perlu.
    8.Evaluasi perasaan klien setelah mampu berpakaian dan berhias.
    9.Berikan reinforcement atas keberhasilan klien berpakaian dan berhias.




    Bantu perawatan diri : Toileting-Eliminasi (Self care assistance : Toileting)
    1.Monitor kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi.
    2.Kaji adanya kemunduran kemampuan klien ke kamar mandi/toilet.
    3.Kaji keterbatasan klien dalam pemenuhan eliminasi.
    4.Diskusikan dengan klien keuntungan BAB/BAK di kamar mandi/toilet.
    5.Diskusikan masalah yang ditimbulkan bila BAB/BAK di sembarang tempat.
    6.berikan instruksi yang singkat, jelas, dan mudah dimengerti oleh klien.
    7.Bantu klien untuk memutuskan/mengambil alat Bantu yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasinya.
    8.Sediakan alat Bantu (pispot, urinal,dsb) di kamar klien.
    9.Evaluasi perasaan klien.
    10.Berikan reinforcement terhadap keberhasilan klien menentukan pilihan yang tepat dalam pemenuhan eliminasinya.
    Kerusakan komunikasi verbal
    TUPAN
    Klien tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan menunjukkan kemampuan melakukan komunikasi verbal dengan orang lain dengan cara yang sesuai dan dapat diterima.

    TUPEN:
    1. Setelah berinteraksi selama…..X, klien mampu bertahan pada satu topik pembicaraan dengan indikator/kriteria hasil:
    a. Kata-kata/kalimat-kalimat yang digunakan tepat/sesuai dengan topik pembicaraan.
    b. kontak mata baik, mau menatap lawan bicara.






























    2. Setelah dilakukan interaksi selama……X, klien mampu menerima pesan komunikasi dengan indikator/kriteria hasil:
    a. Klien dapat menginterpretasikan pembicaraaan orang lain.
    b.   Klien dapat menginterpretasikan bahasa non verbal (isyarat tubuh/ gesture, senyuman, kontak mata,dsb)
    c.   Klien bias menjelaskan maksud dari gambar, symbol-simbol, atau tulisan-tulisan.
    d.  Klien dapat meninterpretasikan/menilai pesan yang diterma dengan tepat.





















    3. Setelah dilakukan interaksi selama…X, klien mampu mengekspresikan informasi/pesan dengan jelas dan tepat, dengan indikator/kriteria hasil:
    a. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal.
    b.Klien mampu menggunakan bahasa non verbal dengan tepat (gerak tubuh/gesture, senyum, kontak mata)
    c. Klien mampu mengekpresikan perasaaannya lewat tulisan, gambar, atau simbol.






    1. Mendengar aktif (Active Listening)
    a. BHSP
    ü  Prinsip komunikasi terapetik
    ü  Pertahankan konsistensi sikap (terbuka, tepati janji, hindari kesan negatif)
    ü  Gunakan tahap-tahap interaksi dengan tepat.
    b.    Buat tujuan interaksi yang jelas.
    c.       Buat suasana tenang, jauhkan dari gangguan-gangguan yang akan menghambat proses interaksi.
    d.      Hindari hal-hal yang negatif selama interaksi (mis: memotong pembicaraan, bicara tentang dirisendiri, dsb).
    e.       Dengarkan pembcaraan klien lalu identifikasi tema/topic yang dominant.
    f.       Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi klien (mis: “Apa yang anda maksud?”, atau “Saya tidak mengerti yang anda maksudkan, bisakah anda..?????????
    g.      Gunakan teknik “MENGATAKAN TIDAK LANGSUNG”(“Sepertinya sangat sulit bagi anda untuk mengungkapkan perasaan…..”, dst) Untuk klien-klien yang AUTISTIK.
    h.      Fokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu tema.
    i.        Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan jelas.
    j.        Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi (satu bahasa).
    k.      Anjurkan atau dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat brinteraksi.
    2. Stimulasi Kognisi + Restrukturisasi Kognisi (Cognitive Stimulation + Cognitive Restructuring)
    a. Kaji kemampuan klien  menginterpretasikan/menilai pesan/pembicaraan orang lain.
    b.Kali kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non verbal dari orang lain atau lawan bicara.
    c. Batu klien mengidentifikasi pesan/informasi yang diterima.
    d.   Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap pasan/informasi yang diterimanya.
    e. Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah.
    f. Berikan informasi yang tepat, singkat, dan berurutan, dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
    g.Kuatkan dan ulangi informasi/pesan yang diberikan.
    h.Minta klien untuk mengulangi pesan/informasi yang diterimanya tersebut.
    i.  Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien, misalnya cek list, jadwal aktivitas, gambar, simbol, acara TV, minta klien untuk menjelaskan maksud dari gambar, simbol, acara TV tersebut, dst:
    j.  Beri reinforcement kepada klien.
    k.Libatkan klien dalam TAK SS.

    3. Latih Daya Ingat (Memory Training)
    a. Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi dengan cara meminta klien mengungkapkan perasaannya secara verbal atau melalui tulisan, gambar, simbol secara singkat dan jelas.
    b.Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudak disampaikan kepada orang lain.
    c. Beri klien kesempatan untuk berkonsentrasi.
    d.   Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat yang tept melalui gambar, tulisan, simbol,dsb.
    e. Dorong klien untuk mempertahankan postur terbuka (kontak mata, posisi sejajar, berhadapan, dsb.
    f. Berikan reinforcement atas keberhasilan/kemajuan klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar