Sabtu, 27 April 2013

PERKEMBANGAN OBAT ATAU VAKSIN DI INDONESIA


Vaksin, Intervensi Kesehatan Terbaik Rekomendasi WHO
Universitas Surabaya (UBAYA): Indrawati Taurus dari GSK Jakarta kupas tuntas Vaksin kepada mahasiswa dan dosen Fakultas Farmasi

"Indrawati Taurus dari GSK Jakarta kupas tuntas Vaksin kepada mahasiswa dan dosen Fakultas Farmasi"

Seperti negara yang memerlukan tentara untuk menahan serangan musuh, so pasti tubuh kita juga butuh “tentara” untuk melindungi diri dari penyakit. “Tentara” itulah dikenal dengan sebutan antibodi yang bisa diperoleh dari vaksin. Menyadari hal ini pada 9 November lalu, FF Ubaya menggelar kuliah tamu mengupas tuntas seputar vaksin dengan pembicara Indrawati Taurus dari Glaxo Smith Kline (GSK) Jakarta. Kuliah selama dua jam di SGFG ini membahas value of vaccines, immunology and vaccinology, sampai perkembangan vaksin terbaru.

Indrawati yang menjabat sebagai Business Unit Director itu mengawali presentasinya dengan mengemukakan bahwa vaksin mendapat pengakuan dari World Health Organization (WHO) sebagai faktor utama pencegah penyakit. Fakta berbicara,  vaksin sukses mencegah tiga juta kematian, menyelamatkan 750.000 anak-anak dari kecacatan, sampai menyelamatkan 400 juta nyawa tiap tahunnya.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang kegunaan vaksin, peserta diajak mengenal konsep immunity (sistem imun). Ia menjelaskan sistem imun manusia terdiri dari dua, yaitu alami dan buatan. “Alami sendiri dibagi lagi menjadi dua, yakni aktif yang baru terbentuk setelah terjadi infeksi (misal vaksin cacar) dan pasif yang didapatkan secara alami dari transfer antibodi ibu ke anak melalui plasenta,” urai ibu dua anak ini.
Senada dengan yang alami, sistem imun buatan juga dibagi menjadi dua, yaitu aktif dengan vaksinasi antigen (penyebab penyakit) yang telah dilemahkan. “Adapula dengan cara injeksi antibodi melalui imunisasi,” tambah wanita berambut panjang ini. Dewasa ini vaksin buatan lebih berkembang karena cenderung aman, efektif, dan mepunyai sifat long-term protection.

Perkembangan vaksin melesat bak roket, ada 41 macam vaksin untuk 26 jenis penyakit. “Perkembangan vaksin sangat pesat 32% tiap tahunnya dibanding perkembangan obat sintetik,” ungkapnya. Penemuan terbaru dan terus di-follow up adalah vaksin HIV dan kanker serviks. Tak kalah heboh, penelitian ter-update sedang mengembangkan therapeutic vaccine, yaitu vaksin yang digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan kanker. Seiring perkembangan zaman, produksi tidak lagi monoton. Dahulu vaksin dibuat dengan mengisolasi bakteri penyebab penyakit tetapi sekarang berkembang menjadi metode DNA recombinant. Meskipun rumut hasilnya bisa lebih cepat dan banyak. “Prosesnya diawali dengan isolasi sebagian komponen antigen, kemudian ditanam di sel ragi sehingga terjadi perkembangbiakan. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses ekstraksi serta purifikasi, dan akhinya menghasilkan jutaan dosis vaksin,” beber Indrawati panjang lebar.

Sebelum menutup perjumpaan, mantan karyawan Kalbe Pharma ini mengutarakan tantangan dalam perkembangan vaksin. “Produksi vaksin itu seperti menjual asuransi. Efeknya tidak nampak secara langsung harus melalui proses yang kompleks. Namun, berdampak luar biasa,” ujarnya.

Tak lengkap tanpa sesi tanya jawab. Peserta antusias bertanya dari A-Z seputar vaksin. Bahkan, Lisa Aditama Apoteker Ubaya tak ketinggalan ambil bagian. “Informasi yang didapatkan sangat berguna dan semoga bisa diadakan lagi supaya kita terus mengetahui info terbaru tentang vaksin,” cuap Diah Lestari, peserta asal FF. (re4/wu)
[Telah dibaca sebanyak: 2616 kali]
Wawasan baru mengenai perlindungan vaksin HIV akan meningkatkan perkembangan obat

Empat tahun yang lalu, sebuah 
vaksin HIV potensial menunjukkan janji untuk melawanvirus yang menyebabkan AIDS, namun vaksin potensial tersebut kurang menunjukkan perlindungan yang dibutuhkan untuk membendung penyebaran penyakit.
Sekarang, para peneliti yang dipimpin oleh Duke Medicine dan termasuk anggota kelompok dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases dari National Institutes of Health, Program Penelitian HIV dari Militer AS dan Kementerian Kesehatan Thailand – telah mendapatkan wawasan tambahan dalam pekerjaan vaksin yang membantu menjelaskan mengapa calon vaksin tersebut memberikan manfaat kepada sepertiga penerima dan membiarkan yang lain menjadi rentan. Temuan ini, dilaporkan dalam jurnal Immunity edisi 10 Januari 2013 menyediakan pilihan yang baru dari rancangan vaksin untuk memperkuat obat tersebut.
“Studi ini menunjukkan tipe 
antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan menyediakan kami informasi yang dapat memandu studi uji vaksin di masa depan,” peneliti senior Barton Haynes, MD, direktur dari Duke Human Vaccine Institute dan anggota fakultas di Global Health Duke Institute mengatakan. “Memahami bagaimana vaksin ini bekerja penting dalam mengembangkan strategi untuk membuat vaksin ini lebih baik.”
Tim peneliti berfokus pada calon vaksin HIV yang diuji dalam percobaan RV144 di Thailand. Pada tahun 2009, para peneliti AIDS melaporkan bahwa vaksin tersebut melindungi 31,2% dari peserta studi terhadap infeksi HIV. Hasil ini menyediakan tingkat perlindungan yang menggembirakan, namun kekurangan kemanjuran minimum sebesar 50% yang dibutuhkan untuk memperlambat 
epidemi, yang memengaruhi sekitar 34 juta orang di seluruh dunia.

Sejak saat itu, para peneliti telah mempelajari vaksin untuk petunjuk terhadap keberhasilan dan kegagalan dengan harapan membuat perbaikan. Haynes dan rekan melaporkan tahun lalu bahwa mereka telah menemukan korelasi antara tanggapan antibodi kunci terhadap obat dan risiko yang lebih rendah terhadap infeksi.
“Tapi jika ada korelasi antara risiko, belum tentu ada korelasi dengan perlindungan,” Haynes mengatakan. “Kami dapat membuktikan bahwa antibodi ini menyediakan perlindungan.”
Dalam studi saat ini, para peneliti telah memperkuat hubungan antara antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan menemukan karakteristik yang penting yang diinduksi oleh vaksin. Menganalisis tanggapan kekebalan yang diproduksi oleh tiga penerima vaksin dalam percobaan awal, para peneliti mengisolasi empat antibodi kunci yang menargetkan pada situs penting dari virus HIV – sebuah wilayah yang diketahui sebagai V2.

Minggu, 21 April 2013

perkembangan alat alat kesehatan


Alat - Alat Kesehatan


Bagi seseorang yang bekerja di dunia medis/dunia kesehatan, alat - alat kesehatan merupakan sesuatu yang mutlak harus dikenal dan untuk beberapa profesi juga harus memiliki alat - alat kesehatan. Terlebih bagi seorang dokter, alat - alat kesehatan harus selalu tersedia di ruang praktek. Selain itu, mereka juga harus mengikuti perkembangan alat - alat kesehatan. Karena sudah pasti alat - alat kesehatan akan mengikuti perkembangan teknologi.
Berikut ini adalah alat - alat kesehatan yang bisa kita dapatkan di sekitar kita:
# ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH
Alat pengukur tekanan darah atau yang biasa dikenal dengan tensimeter merupakan alat kesehatan basic yang harus dimiliki bukan hanya oleh dokter tapi juga terkadang rumah tangga yang peduli dengan kesehatan pasti selalu menyediakan alat ini di rumah. Bila dulu untuk mengukur tekanan darah menggunakan alat manual, maka saat ini sudah terdapat tensimeter berbentuk digital yang hasilnya lebih akuran dan cara penggunaannya lebih praktis.
# ALAT PENGUKUR GULA DARAH
Biasanya alat kesehatan ini dimiliki oleh keluarga yang anggota keluarganya terkena penyakit Diabetes Melitus atau biasa juga ditemui di pusat - pusat kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dll. Alat pengukur gula darah terbaru biasanya juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mengukur kadar kolesterol dan juga asam urat.
# STETHOSCOPE
Ini juga merupakan alat kesehatan yang mutlak harus dimiliki oleh dokter dan tenaga kesehatan yang lain. Alat ini digunakan untuk mendengarkan bunyi yang timbul dari dalam rongga tubuh  yang akhirnya digunakan sebagai dasar untuk mempelajari serta mendeteksi penyakit pasien.
# HEAD BAND, HEAD LAMP, HEAD MIRROR
Fungsi dari alat ini adalah untuk memeriksa rongga tenggorokan, rongga telinga, mata, dll. Selain sebagai alat kedokteran, alat ini juga digunakan para pekerja tambang yang berfungsi sebagai penerangan.
# TONGUE SPATEL
Alat ini digunakan untuk menekan lidah pasien sehingga keadaan di dalam tenggorokan bisa terlihat dengan jelas. 

Kamis, 11 April 2013

Perkembangan IPTEK di dunia kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah banyak dirasakan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Baik itu dalam bidang pendidikan, perbankan, kriminal, manajemen rumah sakit, kesehatan, dan sebagainya. Perkembangan teknologi informasi di bidang kesehatan khususnya sangat membantu masyarakat dalam mengetahui kondisi kesehatannya dengan mudah. Bukan hanya itu, pengetahuan tentang janin yang masih dalam kandungan, seperti bagaimana kondisi janin, jenis kelamin, dan informasi lain, bisa didapatkan dengan mudah akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang kini terus berkembang dengan pesat dan baik. Teknologi yang digunakan untuk mengetahui segala tentang kondisi janin ini adalah teknologi USG.
USG adalah kepanjangan dari Ultrasonografi ini telah banyak digunakan di rumah sakit- rumah sakit di Indonesia. Dengan menggunakan gelombang suara, pendeteksian kondisi janin akan lebih aman karena tidak menggunakan sinar yang biasanya menimbulkan radiasi yang berdampak pada perkembangan genotip janin, bahkan bisa menyebabkan mutasi kromosom yang menyebabkan janin mengalami kelainan-kelainan pada fenotipnya kelak setelah terlahir.

B.     Rumusan Masalah
Teknologi yang berkembang di bidang kesehatan semakin baik dan membawa dampak positif bagi penggunanya. Sebagai contoh adalah teknologi USG untuk mendeteksi kondisi janin yang ada dalam kandungan. Berikut ini rumusan masalah yang dibahas dalam makalah sederhana ini, antara lain:
1.      Bagaimana gambaran umum perkembangan teknologi informasi secara umum?
2.      Bagaimana  perkembangan teknologi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan pada zaman dahulu?
3.      Bagaimana perkembangan teknologi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan pada masa sekarang?
4.      Bagaimana perbandingan perkembangan teknologi pada zaman dahulu dan di masa sekarang?
5.      Apa saja kelebihan dan kekurangan di masing-masing zaman?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi (PTI) dan sekaligus menjawab pertanyaan pada rumusan masalah di atas, yaitu:
1.      Menjelaskan perkembangan teknologi di bidang kesehatan secara umum.
2.      Menjelaskan perkembangan teknologi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan pada zaman dahulu.
3.      Menjelaskan perkembangan teknologi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan pada masa sekarang.
4.      Menjelaskan perbandingan perkembangan teknologi dahulu dan sekarang.
5.      Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing perkembangan teknologi dahulu dan sekarang.
D.    Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas pengetahuan lebih lanjut tentang perkembangan teknologi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan.
1.      Bagi Ilmu Pengetahuan
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin baik, memicu banyaknya ilmu pengetahuan yang bisa diperoleh dari masing-masing teknologi.
2.      Bagi Lembaga
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan khususnya dalam pemeriksaan janin kandungan, memicu lembaga terkait masalah kesehatan (rumah sakit) untuk memfasilitasi lembaganya dengan teknologi yang sedang marak digunakan dan menjadi incaran masyarakat kini.
3.      Bagi Masyarakat umum
Pemeriksaan janin kandungan menggunakan alat USG sebagai hasil dari perkembangan teknologi informasi di bidang kesehatan, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati hasilnya, yaitu pengetahuan lebih lanjut tentang kondisi kehamilan dan janin di dalamnya.











BAB II
PEMBAHASAN

          Seperti orang yang selalu membutuhkan hal-hal baru disekililingnya menimbulkan keinginan untuk selalu membawa dirinya berkembang mengikuti setiap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam bidang kesehatan, perkembangan teknologi informasi dirasa perlu untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan tetap dalam kondisi badan yang baik dan sehat.

A.    Gambaran Umum Perkembangan Teknologi Informasi USG di Bidang Kesehatan
Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin dan terus berkembang hingga saat ini membawa banyak dampak positif bagi kehidupan masyarakat seluruh dunia. Dalam bidang kesehatan, banyaknya penemuan dan penciptaan alat-alat canggih untuk pemeriksaan kondisi kesehatan masyarakat semakin dikembangkan. Begitu juga untuk pemeriksaan janin yang masih dalam kandungan. Bagaimana kondisi kesehatan bayi, kondisi fisik, apakah normal atau ada kelainan, bisa juga mencari tahu jenis kelamin bayi.
Sebelum ditemukannya suatu alat yang bisa mendeteksi kondisi dan perkembangan janin, misalnya untuk mengetahui jenis kelamin bayi, berkembang mitos-mitos di kalangan masyarakat, yaitu dengan melihat apakah perut sang ibu berbentuk tumpul atau lancip. Jika tumpul maka bayinya kelak berjenis kelamin laki-laki sedangkan jika lancip maka bayinya kelak berjenis kelamin perempuan.
Namun, kedatangan alat canggih yang ditemukan oleh Langevin (tahun 1918) dalam bidang teknik untuk radar (teknik SONAR, yaitu Sound, Navigation, and Ranging) pada perang dunia I, yang waktu itu digunakan untuk menentukan kedalaman laut. Dan di tahun 1937 alat ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh yang dikenal dengan USG. USG ini merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas, sehingga tahun 1952, Hoery dan Bliss berhasil melakukan pemeriksaan pada beberapa organ, seperti hepar dan ginjal.
 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan alat yang berguna untuk mendapatkan informasi detail dari perkembangan janin. Pemeriksaan USG ini tidak menimbulkan bahaya bagi ibu maupun janin. Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering diteliti dan tidak pernah terbukti ditemukan suatu masalah. Tidak seperti X-ray yang berbahaya bagi bayi, pemeriksaan USG mencakup penggunaan gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang dibuat dengan memasang pengubah arus pada suatu alat yang disebut transduscer. Transducer inilah yang akan menerima dan mengirimkan gelombang suara. Transducer tersebut bergerak di atas gel yang sudah dioleskan di atas perut ibu hamil, dan mengumpulkan gelombang suara echo ketika memantul pada bayi, kemudian komputer akan  menerjemahkan ke dalam gambar. Keadaan seperti itu dapat diilustrasikan seperti radar yang digunakan pesawat udara atau kapal selam untuk menciptakan gambaran tanah lapang di kegelapan malam ataupun di dasar lautan. Perangkat USG terdiri dari transducer, monitor, dan mesin USG. Transducer adalah komponen USG yang yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa (misalnya dinding perut atau dinding poros usus besar) pada pemeriksaan prostat. Di dalamnya juga terdapat kristal untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Monitor  merupakan perangkat yang digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan gerakan jarum menuju sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG yang berfungsi untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang (berfungsi sama seperti CPU pada PC).




B.     Perkembangan Teknologi USG Zaman Dahulu

Sebelum ditemukannya suatu alat untuk pemeriksaan kondisi janin dalam kandungan, beredar mitos-mitos dalam masyarakat. Misalnya untuk mengetahui jenis kelamin bayi bisa dilihat dari bentuk perut ibu hamil, jika bentuk perut tumpul maka jenis kelamin bayi adalah laki-laki, sedangkan jika bentuk perut lancip maka jenis kelamin bayi adalah perempuan. Selain itu ada juga contoh lain menggunakan rasa masakan ibu hamil, jika asin maka jenis kelamin bayi laki-laki, sebaliknya jika manis maka jenis kelamin bayi perempuan.
Setelah penemuan USG, pendeteksian kondisi janin menjadi lebih mudah, bahkan bukan hanya untuk mengetahui jenis kelamin bayi, namun juga untuk mengetahui bagaimana kondisi janin dalam kandungan, termasuk jika terjadi kelainan-kelainan pada janin bayi.
USG yang pertama kali dikenalkan adalah USG 2D, yaitu jenis pemeriksaan yang menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang) dengan kualitas gambar yang baik. Gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan USG 2D ini hanya memperlihatkan garis besarnya saja, sehingga hanya bisa dimengerti oleh dokter. Selain itu, alat ini juga bisa mendeteksi kelainan bawaan dari calon bayi yang juga hanya bisa dimengerti oleh dokter.  Pemeriksaan USG dengan menggunakan USG 2D biasanya dilakukan saat pemeriksaan awal atau masih di trimester awal, namun bisa juga dilakukan sepanjang usia kehamilan. Alat ini juga bisa merekam gerakan janin meskipun gambar terlihat samar-samar. Permukaan dan tekstur tubuh janin hanya berupa semburat warna hitam putih.
Prinsip kerja USG ini adalah dengan menggunakan gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara tersebut melewati jaringan tubuh, misalnya kulit, lapisan lemak perut, otot-otot perut, dan cairan ketuban, kemudian dipantulkan, ditangkap dan dimunculkan dalam bentuk monitor.
Dalam pemeriksaan USG ini digunakan dua metode yang lazim ditempuh, yaitu metode transabdominal dan metode transvaginal. Metode transabdominal dilakukan dengan cara mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakkan transducer untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang suara. Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar yang dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Karena obyek yang diperiksa berada lebih dekat dengan transducer daripada  metode transabdominal. Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tidak berefek negatif apa pun untuk ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan, pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.

C.    Perkembangan Teknologi USG Zaman Sekarang

Melakukan pemeriksaan pada janin yang masih dalam kandungan, kini semakin dipermudah dengan adanya alat yang dikenal dengan USG.
Sejak tahun 1961 USG dilakukan dalam dunia kedokteran kandungan. USG merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan diagnostik) untuk memeriksa alat-alat atau organ tubuh dalam manusia, di mana pemeriksaan itu bisa digunakan untuk mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan USG  memberikan informasi detail dari perkembangan janin dalam kandungan.
Penggunaan USG 2D sebagai alat pemeriksa kondisi janin bayi dirasa masih belum memuaskan hasilnya, akhirnya ditemukan model alat USG baru seperti USG 3D, 4D, dan Doppler. Prinsip kerja dari USG-USG yang baru ini sama halnya dengan USG 2D hanya saja gambar yang ditampilkan oleh monitor sedikit berbeda. Tentunya karena alat yang berkembang kini semakin canggih.
1.      USG 3D
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). Penggunaan USG 3D bisa untuk mendeteksi kelainan bawaan pada bayi, seperti jantung, tulang, bibir, plasenta/tali pusar, dan alat kelamin. USG ini bisa dilakukan saat usia kehamilan 28-34 minggu, sehingga hasil pemeriksaan lebih memuaskan.
2.      USG 4D
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. Oleh karena gambar yang dihasilkan oleh USG 4D ini bergerak, membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.
Meskipun masih dalam kandungan, ternyata bayi mampu melakukan aktivitas seperti mengejapkan mata, menguap, mengernyitkan dahi, bahkan tersenyum. Hal-hal semacam ini bisa diketahui menggunakan pemeriksaan USG 4D.
3.      USG DOPPLER
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak naFas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.

D.    Perbandingan Perkembangan Teknologi Informasi pada Zaman Dahulu dan Sekarang

Teknologi informasi semakin dikembangkan dari waktu ke waktu agar penggunaannya semakin luas. Begitu juga dengan alat pemeriksaan kondisi janin, USG semakin dikembangkan agar semakin mudah untuk digunakan, dan menghasilkan keakurasian yang lebih tepat.
Berikut ini adalah tabel perbandingan alat USG zaman dahulu (2D) dan USG sekarang (3D dan 4D).

USG 2 D
USG 3 D
USG 4 D
Bentuk gambar yang terlihat 
Bayi dari satu sisi.
Bayi secara keseluruhan.
Bayi secara keseluruhan dan bergerak.
Apa diketahui?
Kelainan bawaan, namun kadang hanya dapat di mengerti oleh pemeriksa (dokter).
Kelainan bawaan pada bayi (jantung, tulang, bibir, plasenta/tali pusar, alat kelamin).
Sama dengan USG 3 D.
Kapan paling ideal dilakukan?
Sepanjang usia kehamilan.
Sepanjang usia kehamilan, selagi ada ruang antara janin dan rahim yang terisi air ketuban.
Untuk kepuasan melihat sangat dianjurkan pada usia 28-34 minggu.
Sama dengan USG 3 D.
Cara penyimpanan
Dicetak seperti foto.
Dapat disimpan dalam bentuk CD ROM, atau dicetak.
Dapat disimpan dalam bentuk CD ROM, dengan image yang bergerak seperti video.


E.     Kelebihan dan Kekurangan Perkembangan Teknologi Informasi Dahulu dan Sekarang

Secara umum, alat pemeriksa USG tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya karena penggunaan gelombang suara yang lebih aman dibanding X-ray yang menggunakan sinar radiasi. Namun, kadang-kadang keakurasian USG yang masih dipertanyakan, karena semua kembali kepada hukum Tuhan yang menentukan.
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan alat USG yang berkembang.
1.      USG 2D
a.       Kelebihan USG 2D
a)      Menghasilkan kualitas gambar yang baik pada masa awal dikenalkan
b)      Memungkinkan pemeriksaan dapat dilakukan di sepanjang usia kehamilan
b.      Kekurangan USG 2D
a)      Gambar janin yang dihasilkan hanya secara garis besar, tidak terlalu detail.
b)      Permukaan dan tekstur jaringan tubuh janin hanya berupa semburat warna hitam putih
c)      Gambar yang dihasilkan biasanya hanya bisa dimengerti oleh dokter
2.      USG 3D dan 4D
a.       Kelebihan USG 3D dan 4D
a)      Visualisasi permukaan dan tekstur jaringan tubuh janin lebih jelas
b)      Dapat memantau kondisi janin dari posisi yang berbeda, karena USG ini memungkinkan gambar bisa diputar.
c)      Dapat mengetahui kelainan bawaan bayi, seperti jantung, tulang, bibir, tali pusar, dan alat kelamin
d)     USG 4D memungkinkan menghasilkan gambar yang bisa bergerak (animasi)
b.      Kekurangan USG 3D dan 4D
a)      USG 4D masih termasuk alat yang langka, sehingga diperlukan biaya pemeriksaan dan cetak hasil yang tidak sedikit.

BAB III

PENUTUP
A.   Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat membawa dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat di dunia, namun demikian setiap masing-masing perkembangan pasti memiliki dampak negatif juga. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan khusunya dalam pemeriksaan janin kandungan memudahkan diagnosa terhadap janin yang masih dalam kandungan. Teknologi yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah teknologi USG atau Ultrasonografi. Dari namanya saja, sudah terlihat bahwa teknologi ini menggunakan gelombang suara (ultrasound) sebagai alat untuk memeriksa kondisi janin. Alat ini lebih baik karena tidak akan menimbulkan efek radiasi (karena penggunaan gelombang suara bukan sinar). Namun, tidak menutup kemungkinan adanya ketidakakuratan data akibat salah diagnosa.